Kabar penting bagi para ibu muda dan calon pengantin! Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) baru saja mengeluarkan rekomendasi klinis terbaru mengenai vaksinasi Human Papillomavirus (HPV), yang menargetkan dua kelompok penting: wanita pranikah dan wanita pascapersalinan.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya serius dalam pencegahan kanker serviks, salah satu penyakit mematikan yang mengintai perempuan usia produktif di Indonesia.
Rekomendasi ini juga mendapat dukungan penuh dari PT Merck Sharp & Dohme Indonesia (MSD Indonesia), perusahaan biofarmasi global yang aktif dalam kampanye pencegahan penyakit menular.
Perlindungan Dini untuk Kesehatan Reproduksi Perempuan
Berdasarkan data Globocan 2022, kanker serviks menempati peringkat kedua terbanyak pada perempuan Indonesia, dengan lebih dari 36.000 kasus baru dan lebih dari 20.000 kematian setiap tahunnya. Penyebab utamanya adalah infeksi HPV risiko tinggi, yang bisa dicegah melalui vaksinasi.
Namun, meski program imunisasi HPV telah berjalan, banyak perempuan dewasa—terutama yang belum menikah atau baru melahirkan—belum mendapatkan akses atau edukasi yang cukup tentang pentingnya vaksinasi ini.
Waktu Terbaik untuk Vaksin HPV
Ketua Umum POGI, Prof. Dr. dr. Yudi Mulyana Hidayat, Sp.OG (K) Onk, menyatakan bahwa infeksi HPV sebagian besar ditularkan melalui aktivitas seksual, dan jenis yang umum di Indonesia antara lain HPV tipe 52, 16, 18, dan 58.
“Vaksinasi HPV paling efektif diberikan sebelum seseorang aktif secara seksual. Jadi, wanita dalam fase pranikah sangat disarankan untuk menerima vaksin ini,” ujar Prof. Yudi.
“Yang tak kalah penting, ibu menyusui juga aman menerima vaksin HPV, bahkan bisa diberikan saat masa nifas,” tambahnya.
Prof. Yudi juga menegaskan bahwa kanker serviks adalah masalah serius. “Setiap jam, dua perempuan Indonesia meninggal karena kanker serviks. Ini bukan sekadar angka statistik, tapi sebuah alarm bahwa pencegahan harus diperluas, termasuk ke kelompok pranikah dan pascapersalinan,” katanya.

Melalui rekomendasi ini, POGI ingin memberi panduan yang jelas dan ilmiah kepada para dokter, bidan, dan tenaga kesehatan untuk mengoptimalkan layanan vaksinasi HPV dalam sistem kesehatan reproduksi di Indonesia.
Rekomendasi teknis ini disusun oleh Kelompok Kerja Eliminasi Kanker Serviks POGI, dipimpin oleh Dr. dr. Fitriyadi Kusuma, Sp.OG (K) Onk. Ia menyampaikan bahwa vaksinasi HPV juga tetap bermanfaat bagi wanita yang sudah aktif secara seksual, karena bisa menurunkan risiko kanker.
“Pada masa pascapersalinan, vaksin HPV bisa diberikan bersamaan dengan layanan skrining serviks saat kunjungan nifas. Ini momen penting yang tidak boleh dilewatkan,” jelas dr. Fitriyadi.
Ia juga menyebutkan bahwa dokter, bidan, dan tenaga medis kini memiliki panduan praktis dan konsisten dalam memberikan edukasi serta layanan vaksinasi HPV kepada perempuan dewasa yang belum divaksinasi.
POGI dan MSD Dorong Cakupan Vaksinasi Lebih Luas
POGI berharap rekomendasi ini bisa diadopsi sebagai bagian dari layanan kesehatan ibu dan anak secara rutin, baik di fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta. Dengan menjadikan fase pranikah dan pascapersalinan sebagai titik masuk strategis, vaksinasi HPV diharapkan mampu menurunkan angka kematian akibat kanker serviks secara signifikan.
Sejalan dengan langkah ini, MSD Indonesia menyatakan komitmennya dalam mendukung edukasi publik mengenai pentingnya vaksinasi HPV. Mereka percaya bahwa perluasan akses dan kesadaran masyarakat bisa mempercepat pencapaian target eliminasi kanker serviks di Indonesia.