Sebanyak 400 peserta dari berbagai instansi serta komunitas mengikuti parade kebaya Nusantara yang digelar di car free day Solo, Minggu (28/7) pagi. Dengan mengenakan balutan kebaya nusantara, para peserta berjalan lenggak-lenggok dari Loji Gandrung menuju Ndalem Wuryaningratan Solo.
Sementara itu salah satu peserta parade kebaya, Diah Warih Anjari yang pada saat itu memakai kain lilit salah satu produk umkm. Mengaku sangat mengapresiasi dengan adanya parade kebaya tersebut.
“Saya sangat apresiasi. Karena dengan mengkampanyekan kebaya ini, menunjukkan bahwa wanita lebih anggun. Kebaya menjadi satu identitas bangsa Indonesia,” ujarnya. “Hari ini kita menyengkuyung parade kebaya. Sesuai dengan ketetapan keppres No 19 tahun 2023, Solo sudah ikut merayakan peringatan hari kebaya nasional,” ungkap Danarsih, Ketua Himpunan Ratna Busana.
Sebagai salah satu pegiat sosial dan pemilik yayasan Diwa Foundation, Diah juga berharap ke depan yayasan Diwa Foundation ikut turut serta digandeng.
“Ke depan ingin sekali Diwa Foundation digandeng karena ingin punya jaringan. Artinya bagaimana membawa kain berkebaya ini menjadi sebuah icon dan melestarikan salah satu budaya bangsa,” tandasnya.
Simbol Budaya
Kebaya memiliki sejarah yang panjang, yang diperkirakan telah ada sejak abad ke-15. Kata “kebaya” diyakini berasal dari kata Arab “abaya” yang berarti pakaian. Kebaya menyebar ke wilayah Nusantara seiring dengan datangnya pengaruh budaya dari Tiongkok, Arab, dan Eropa. Kebaya umumnya memiliki desain yang simpel dengan potongan pas di tubuh. Namun, variasi kebaya sangat banyak, mulai dari kebaya encim, kebaya kartini, hingga kebaya modern. Kebaya biasanya terbuat dari bahan-bahan seperti katun, sutra, brokat, atau organdi, dan sering dihiasi dengan bordir dan payet.
Kebaya sering dikenakan pada acara-acara resmi seperti pernikahan, upacara adat, dan perayaan nasional. Di Indonesia, kebaya sering dikenakan pada perayaan Hari Kartini dan Hari Kemerdekaan. Di Indonesia, kebaya diakui sebagai salah satu pakaian nasional dan simbol keanggunan wanita Indonesia.

Kebaya tidak hanya berfungsi sebagai pakaian, tetapi juga sebagai simbol identitas budaya dan warisan leluhur. Meski kebaya adalah busana tradisional, desainnya sering dipengaruhi oleh budaya lain, termasuk Eropa, yang terlihat dalam pemakaian renda dan potongan yang lebih modern.
Kebaya modern menggabungkan elemen tradisional dengan desain kontemporer. Desainer sering bereksperimen dengan potongan, bahan, dan warna baru untuk menciptakan kebaya yang lebih segar dan relevan dengan tren mode saat ini. Kebaya kini tidak hanya dipakai pada acara formal, tetapi juga dalam kegiatan sehari-hari dengan desain yang lebih kasual.
Kebaya telah mendapatkan pengakuan internasional dan sering dipamerkan dalam acara-acara mode dunia. Banyak desainer terkenal yang mengangkat kebaya sebagai inspirasi dalam koleksi mereka. (*)