- Tetapkan dan tetapkan aturan
“Jika Anda tidak mengatur perilaku anak Anda saat ia masih kecil, ia akan kesulitan belajar mengatur dirinya sendiri saat ia dewasa dan Anda tidak ada di dekatnya. Kapan pun, siang atau malam, Anda harus selalu dapat menjawab tiga pertanyaan ini: Di mana anak saya? Siapa yang bersama anak saya? Apa yang sedang dilakukan anak saya? Aturan yang dipelajari anak Anda dari Anda akan membentuk aturan yang ia terapkan pada dirinya sendiri.”
Meski demikian, Laurence Steinberg meminta agar orang tua tidak perlu mendetil melakukan hal tersebut. Begitu anak masuk usia remaja, maka orang tua perlu menahan diri dari keinginan ikut campur dan biarkan anak membuat pilihannya sendiri.
- Kembangkan kemandirian anak
“Menetapkan batasan membantu anak Anda mengembangkan rasa pengendalian diri. Mendorong kemandirian membantunya mengembangkan rasa pengarahan diri. Agar berhasil dalam hidup, ia akan membutuhkan keduanya.”
Steinberg mengatakan, wajar saja jika anak-anak ingin mandiri. “Banyak orang tua yang keliru menyamakan kemandirian anak mereka dengan sifat memberontak atau tidak patuh. Anak-anak ingin mandiri karena sudah menjadi sifat manusia untuk ingin merasa memegang kendali, bukan merasa dikendalikan oleh orang lain.”
- Bersikap konsisten
“Jika aturan Anda berubah dari hari ke hari dengan cara yang tidak terduga atau jika Anda hanya menerapkannya sesekali, perilaku buruk anak Anda adalah kesalahan Anda, bukan kesalahannya. Alat disiplin terpenting Anda adalah konsistensi. Identifikasi hal-hal yang tidak dapat dinegosiasikan. Semakin otoritas Anda didasarkan pada kebijaksanaan dan bukan pada kekuasaan, semakin kecil kemungkinan anak Anda akan menentangnya.”
Ketika orangtua tidak konsisten, anak-anak menjadi bingung. Jadi, Steinberg sangat meminta orang tua harus memaksakan diri untuk lebih konsisten.
Baca juga: 4 Jenis Pola Asuh Orang Tua dan Efeknya Terhadap Perkembangan Buah Hati
