Para peneliti mengawasi 361 ibu hamil dari awal kehamilan hingga tiga tahun pasca persalinan. Gejala depresi para peserta dikumpulkan satu, dua, dan tiga tahun setelah mereka melahirkan. Data itu dibandingkan dengan pengukuran polusi udara mingguan di sekitar rumah mereka selama kehamilan.
Analisis menunjukkan bahwa wanita yang terpapar tingkat NO2 yang lebih tinggi antara minggu ke-13 dan ke-29 kehamilan memiliki risiko depresi pasca persalinan 3,86 kali lebih tinggi hingga tiga tahun.
Mereka yang terpapar tingkat PM10 yang lebih tinggi antara minggu ke-12 dan ke-28 juga memiliki risiko serupa yang lebih tinggi (3,88 kali).
Setelah satu tahun, 17,8 persen wanita mengalami gejala depresi, 17,5 persen setelah dua tahun, dan 13,4 persen setelah tiga tahun.
“Studi kami sebenarnya menemukan persentase depresi yang secara klinis signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan data CDC terbaru. Ini sangat penting, kemungkinan ada lebih banyak kasus depresi pasca persalinan daripada yang ditunjukkan oleh data prevalensi nasional kami,” kata Bastain menjelaskan.
“Implikasi penting lainnya dari penelitian kami adalah bahwa depresi dapat bertahan lama setelah 12 bulan pertama pasca persalinan, dan para ibu harus berbicara dengan penyedia layanan kesehatan mereka jika mereka terus mengalami gejala depresi,” katanya menegaskan. ***
