Berikut tips mempersiapkan dana pendidikan anak:
1. Mencari informasi mengenai pendidikan anak
Pendidikan merupakan kebutuhan anak yang harus dipersiapkan secara matang. Oleh karena itu, orang tua perlu meriset berbagai informasi, seperti kurikulum dan metode belajar yang diterapkan; kebijakan biaya sekolah; jarak dan waktu yang harus ditempuh untuk berangkat dan pulang sekolah; biaya kebutuhan seperti seragam, buku, field trip; biaya akomodasi; dan uang pangkal.
2. Berani Kompromi demi Mengelola Cash Flow untuk Stabilitas Finansial
Pengelolaan cash flow yang baik sangat penting bagi ibu tunggal untuk mencapai stabilitas keuangan, terlebih untuk membedakan kebutuhan dan keinginan.
Jenius memiliki fitur Moneytory yang membantu pengguna memantau pemasukan dan pengeluaran, sehingga bisa mengetahui kondisi keuangan dan mengelola cash flow dengan lebih baik.
Selain menyisihkan anggaran untuk pendidikan dan kebutuhan sehari-hari, alangkah baiknya orang tua juga menyiapkan proteksi kesehatan anak melalui asuransi.
Selain itu, orang tua juga dapat mempertimbangkan pengambilan pinjaman. Pinjaman bisa menjadi alat yang efektif untuk modal usaha atau pendidikan anak jika dikelola dengan bijak, dengan memastikan cicilan tidak melebihi 30 persen dari penghasilan bulanan.
Fitur Flexi Cash dari Jenius bisa menjadi solusi praktis bagi ibu tunggal dalam mengelola pinjaman dengan akses yang mudah, bunga kompetitif, dan fleksibilitas dalam mengatur cicilan langsung melalui aplikasi.
3. Menyisihkan Dana untuk Tabungan Anak dengan Fitur Save It
Orang tua juga perlu menyisihkan pendapatan perencanaan masa depan, terutama biaya pendidikan anak.
Agustina Fitria, Head of Financial Planning OneShildt, menjelaskan bahwa dalam mempersiapkan tabungan untuk masa depan anak, seperti pendidikan dan kesehatan, sebaiknya (tabungan) dibuat terpisah dari kebutuhan pokok sehari-hari agar kita bisa lebih disiplin dalam menabung.
“Dengan memisahkan anggaran masa depan, ibu tunggal dapat mengelola keuangan dengan lebih efektif, memastikan kebutuhan utama tetap terjamin, dan menghindari penggunaan dana penting untuk kebutuhan yang tidak mendesak.”