Memperingati Hari Demam Berdarah Nasional yang jatuh pada 22 April, MY BABY, merek perawatan bayi dan anak kembali menggelar kampanye Gerakan Indonesia Berantas Nyamuk sebagai upaya pencegahan penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD). Tercatat penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus kasusnya tiap tahun selalu meningkat.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI, dr. Ina Agustina Isturini, MKM, mengungkapkan pada tahun 2024, jumlah kumulatif kasus DBD di Indonesia mencapai hampir 250 ribu kasus. Dari jumlah tersebut, tercatat ada lebih 1.000 kasus kematian dari 488 kabupaten/kota di 36 provinsi di Indonesia. Ina Agustina juga menambahkan, dari tahun ke tahun, sejak 2016 tren perkembangan kasus DBD di Indonesia terus meningkat.
“Sejak awal tahun 2025 hingga 16 Februari, jumlah kasus DBD di Indonesia sudah mencapai 10.752 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 48. Lonjakan kasus tertinggi di antaranya terjadi di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur,” ungkapnya.
Terkait kasus kematian akibat DBD, Kepala Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis KSM/Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr. Hasan Sadikin – Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung, Dr. dr. Anggraini Alam, Sp. A(K), menjelaskan anak-anak memiliki resiko tertinggi mengalami DBD berat dan kematian.
“Semua orang beresiko terkena dengue, mulai dari bayi baru lahir hingga lansia. Sekitar 75 persen kasus dengue terjadi pada kelompok usia 5-44 tahun dengan proporsi tingkat kematian tertinggi 40 persen terjadi pada anak-anak kelompok usia 5-14 tahun. Sistem imunitas yang belum sempurna pada anak-anak menjadi faktor utama yang meningkatkan risiko terkena DBD,” tukas dokter spesialis anak ini.