Mama, tantrum adalah hal yang wajar terjadi pada anak. Namun tantrum jangan dibiarkan karena bisa mengganggu psikologis anak, juga bisa menganggu kenyamanan dan ketentraman orang tua dan seisi rumah.
Tantrum adalah ekspresi emosional anak yang termanifestasi dalam berbagai cara, seperti menangis keras, berguling-guling di lantai, atau melempar barang. Umumnya, tantrum pada anak terjadi pada anak usia 1–4 tahun karena mereka belum mampu mengungkapkan keinginan atau perasaan mereka dengan kata-kata.
Ada beberapa jenis tantrum yang perlu mama ketahui agar bisa mengatasi tantrum pada anak dengan tepat dan sesuai kondisinya.
Berikut tiga jenis tantrum pada anak yang mama perlu tahu:
- Tantrum Manipulatif
Tantrum manipulatif muncul saat keinginan anak tidak terpenuhi dengan baik. Anak akan tantrum dengan cara dibuat-buat untuk mendorong orang lain, khususnya orang tua, memenuhi keinginannya. Tidak semua anak tantrum ketika dihadapkan pada kondisi tersebut, tapi tantrum jenis ini seringkali terjadi karena anak mengalami penolakan atas apa yang diinginkannya. - Tantrum Frustasi
Jenis tantrum pada anak yang selanjutnya adalah tantrum frustasi. Jenis tantrum ini terjadi karena anak belum bisa mengekspresikan apa yang dirasakan dirinya dengan baik. Pemicu tantrum frustasi antara lain kelelahan, kelaparan, kegagalan dalam melakukan sesuatu, serta stres akibat tekanan lingkungan sekitar. - Tantrum Putus Asa
Tantrum putus asa ditandai dengan anak yang cenderung diam, seperti kehilangan gairah dalam melakukan sesuatu, merasa tidak berdaya, dan putus asa. Hal ini biasanya terjadi karena ledakan emosi yang cukup tinggi akibat rasa ketakutan atau ketidaknyamanan yang cukup besar, namun anak tidak berani menyuarakannya.
Jika anak sedang tantrum ada yang bisa mama lakukan untuk menenangkannya, mulai dari memeluknya, tetap menemani anak hingga tantrumnya selesai, mengalihkan perhatian dan mencari tahu penyebabnya. Terpenting jangan memberikan hukuman fisik pada anak saat dia sedang tantrum.